Author's POV
Air matanya mulai jatuh membasahi kedua pipinya.
Air mata yang sudah ia tahan sejak hari itu. Hari dimana ia mendengar
bahwapria yang ia cintai akan menikahi kakaknya. Dan hari dimana semua
rasa sakit itu bertambah parah.
Namun ia sadar bahwa hari - hari itu akan lebih menyakitkan seiring dengan waktu yang akan ia lewati dengan keluarganya.
Pil Suk's POV
"Apa
yang sedang kau lakukan?" Aku terkejut mendengar suara pria yang tiba -
tiba terdengar dibelakangku. Tapi karena aku tidak mengenal suara pria
itu aku tidak menanggapinya.
"Kau menangis?"
Aku masih
tidak ingin menanggapi pertanyaan pria asing itu. Lagipula kenapa ia
tiba - tiba ada di taman ini?. Bukankah acara pernikahannya belum
selesai?. Seingatku masih ada serangkaian acara yang masih harus
dilakukan, acara melempar bunga misalnya. Dan aku yakin taman ini tidak
termasuk didalamnya. Meskipun taman ini masih berada dalam satu area
gereja tempat kakakku menikah tapi tetap saja taman ini tidak
diperuntukkan bagi para tamu. Jadi jika memang benar dia adalah tamu
tidak seharusnya dia berada disini, kecuali...
Tunggu, ada yang aneh disini, tiba - tiba taman ini terasa sunyi. Mungkinkah pria itu sudah pergi?
"Ini sangat menyenangkan."
Aku
terlonjak dari bangku taman yang ku duduki. Kali ini pria itu benar -
benar berhasil membuatku terkejut sampai jantungku terasa jatuh dari
tempatnya. Aku menatapnya dengan kesal. Saat ini ia sedang bersandar
dibangku taman dan memunggungiku.
"Sudah lama aku ingin mrasakan berbicara dengan orang bisu."
Apa?! dia bilang apa tadi?! BISU?!!! pria itu menyamakan aku dengan orang BISU!!!
Aisshhh
ini benar - benar sudah kelewatan. Tadinya aku sedang berpikir bahwa
dia mungkin adalah salah satu icon majalah terkenal melihat caranya
bersandar seperti model pria dengan bayaran paling mahal. Tapi pikiran
itu langsung ku buang jauh - jauh dari otakku setelah ia mengatakan
bahwa aku bisu. Memangnya dia itu siapa? berani - beraninya mengatakan
bahwa aku bisu! malaikat?!
Sudahlah lebih baik aku pergi dari tempat ini dari pada aku mati kesal disini.
'Dasar pria bodoh menyebalkan. Membuatku kesal saja!' Gerutuku dalam hati.
Saat aku berjalan melewati pria bodoh itu, tiba - tiba ia memanggilku.
"Hey,
gadis bisu." Aku berusaha menahan tanganku agar tidak menjambak -
jambak rambutnya. "Jangan menangis lagi, karena itu akan membuatmu
semakin kalah darinya. Kau tidak ingin kalah lagi dari kakakmu kan?"
Deggg! jantungku terasa berhenti ketika dia mengatakannya. Dia tau...
Seketika
itu juga langkahku terhenti. Perasaanku saat ini benar - benar
bercampur aduk menjadi satu. Rasa muak, benci, terluka, sakit, hancur,
semuanya terasa begitu memilukan hatiku. Dan sekarang pria asing yang
tidak sekalipun kukenal ini membuatku semakin kesal dengan segala
pembicaraannya yang semakin membuatku sadar bahwa aku hanya seorang
gadis yang sangat menyedihkan. Bukan hanya menyedihkan tetapi juga gadis
bodoh yang tidak bisa melakukan apapun untuk dirinya dan cintanya
sendiri.
Ini benar - benar membuatku gila. Dengan segala tenaga yang masih tersisa, aku berbalik menghadapnya.
"Kau
tau pria yang terlair sebagai orang bodoh itu siapa?" Aku sengaja
menunda jawaban dari pertanyaanku untuk mengambil nafas panjang sebelum
mengatakannya. "Pria itu adalah KAU!!!"
"Aku?"
"YA! ITU
KAU!!! taukah kau bahwa kau adalah pria bodoh menyebalkan yang hanya
mengganggu orang lain dengan mengatakan hal - hal yang tidak masuk
akal!" Sekali lagi aku menghentikan kata - kata ku dan menarik nafas.
"Kau bilang apa tadi? aku kalah? dengan kakakku? memangnya kau tau apa
tentang aku? bahkan kau sama sekali tidak mengenalku. Jadi kau tidak
berhak mengatakan bahwa aku kalah darinya."
Sesudah mengeluarkan
segala kekesalanku padanya, aku pun berbalik dan meninggalkan pria itu.
Namun aku ingat sesuatu dan berbalik menghadapnya, "Dan ingat aku tidak
pernah kalah darinya. Mengerti?!" Aku pun pergi dari taman itu.
"Menyedihkan."
Kata - kata itulah yang terakhir aku dengar dari bibirnya.
***
Aku
berjalan kembali ke gereja, ke tempat kakakku melangsungkan
pernikahannya. Jujur saja aku masih kesal dengan pria bodoh menyebalkan
itu. Kalu suasana hatiku tidak seburuk ini mungkin akan kutarik
rambutnya dan kupatahkan hidungnya.
Aku terus berjalan hingga aku
melihat ada sesuatu yang terbang ke arahku. Sebelum benda itu menghantam
wajahku, aku menangkapnya dan tepat pada saat itulah aku malihat benda
yang ada di tanganku.
Pu-Lip's POV
Aku bersiap untuk melempar bungaku, tapi aku merasa ada sesuatu yang kurang.
"Dimana gadis itu?" Aku bertanya pada Kang Woo Hyun yang sudah sah menjadi suamiku.
"Siapa?"
"Siapa lagi? Tentu saja Kim Pil Suk."
"Entahlah, aku tidak melihatnya dari tadi."
"Aigoo,
disaat seperti ini gadis itu malah menghilang." Aku benar - benar tidak
habis pikir dengan adik kecilku itu. Harusnya disaat seperti ini dia
ada dan ikut memperebutkan bunga pengantinku dengan para gadis lainnya,
bukannya pergi dan menghilang seperti ini.
"Sudahlah, kita tidak bisa menunggunya terus. Para tamu suda menunggu dibwah."
"Kau benar."
Woo
Hyun memberitahukan bahwa kami telah siap kepada pembawa acara yang
berdiri tepat diampingnya. Pembawa acara itupun memberi aba - aba
sebelum kami melempar bunga.
"Baiklah... Siap... Satu... Dua...
Ti... Ga." Aku pun melempar bunga yang ada digenggamanku dan langsung
berbalik untuk melihat siapa yang mendapatkannya.
"Pil Suk."
***************
N.B
Sorry kalo boring, baru chapter satu kok.. I'm just getting started.
Untuk melihat kelanjutan ceritanya buka http://www.wattpad.com/6662309-stupid-boy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar