Minggu, 04 Juni 2017

PENDEKATAN TRADISIONAL FORMULASI TEORI AKUNTANSI

Pendekatan Tradisional merupakan riset konvensional dan bukannya riset aliran baru yang mengandalkan pemikiran tradisional untuk merumuskan kerangka akuntansi konseptual.

Pendekatan tradisional formulasi teori akuntansi reaksi metode :
1.      Deskriptif / Normatif
2.      Teoritis / Unteoritis
3.      Penjelasan Deduktif / Induktif
4.      Fokus : Konsep belajar kesejahteraan sosial / Ekonomi

Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi, deskriptif dan normatif:
a.  Teori deskriptif: dalam profesi akuntansi ada keyakinan yang luas bahwa akuntansi merupakan suatu seni yang tidak dapat diformalkan dan bahwa metodologi yang digunakan secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi merupakan sebuah upaya menilai apa yang terjadi melalui praktik-praktik akuntansi.
b.   Teori Normatif: berupaya menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (ought to be) daripada “apa yang terjadi” (what is).

Pendekatan-Pendekatan dalam Penyusunan Teori Akuntansi

A.    Pendekatan Non Teoritis
Pendekatan Pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Teknik-teknik dan prinsip akuntansi seharusnya dipilih atas dasar manfaatnya bagi pengguna informasi akuntansi dan keterkaitannya dengan proses pembuatan keputusan.
Pendekatan Otoritarian dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi. “Suatu teori tanpa konsekuensi praktik adalah teori yang buruk”.

Pendekatan non-teoritis terdiri dari:1. Pragmatis, Praktis, dan Non-teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi didasarkan atas keadaan dan praktik yang ada di kenyataan. Yang menjadi pertimbangan adalah hal-hal apa yang berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis.
2. Pendekatan otoriter
Dalam metode ini yang merumuskan teori akuntansi adalah organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengatur praktek akuntansi.

B.     Pendekatan Deduktif
         Pendekatan ini dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil penarikan konklusi yang            bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan.
         Tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan pendekatan deduktif terdiri dari:
  • Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan
  • Pemilihan dalil-dalil akuntansi
  • Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
  • Pengembangan teknik-teknik akuntansi

    Langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan deduktif akan meliputi:
  • Menentukan tujuan dari laporan keuangan
  •  Memilih postulat dari akuntansi
  • Menghasilkan prinsip dari akuntansi
  • Mengembangkan teknik dari akuntansi

C.    Pendekatan Induktif
        Pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Pendekatan induktif dalam penyusunan teori akuntansi mencakup 4 tahap:
  • Pencatatan seluruh pengamatan
  • Penganalisaan dan pengelompokkan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan/kemiripan).
  • Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
  • Pengujian konklusi yang dibuat.
    Dalam pendekatan induktif, kebenaran dari dalil bergantung pada pengamat akan adanya kecukupan contoh kejadian dari hubungan yang berulang. Beberapa pembuat teori akuntansi bergantung pada observasi praktik akuntansi dalam mengusulkan suatu kerangka berpikir bagi akuntansi.

D.    Pendekatan Etis
        Pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran , keadilan, ekuitas, dan kenyataan. Kewajaran telah menjadi salah satu tujuan dasar akuntansi. Committee on auditing procedures mengacu pada kriteria dari “kewajaran dari penyajian” seperti kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, oengungkapan, konsistensi, dapat diperbandingkan.

E.     Pendekatan Sosiologi
         Pendekatan sosiologi menekankan pengaruh social dari teknik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan social. Berdasarkan pada pendekatan sosiologi, prinsip atau teknik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya terhadap seluruh kelompok dalam komunitas.
          Pendekatan sosiologi terhadap formulasi suatu teori akuntansi telah memberikan kontribusinya kepada evolusi dari sebuah subdisiplin ilmu akuntansi baru, yang dikenal sebagai akuntansi sosioekonomi. Tujuan untama dari akuntansi sosioekonomi adalh untuk mendorong entitas-entitas bisnis yang berfungsi di system pasar bebas untuk memperhitungkan dampak dari pengaruh kegiatan produksi mereka sendiri dalam lingkungan social melalui pengukuran, internalisasi, dan pengungkapan dalam laporan keuangan mereka.

F.      Pendekatan Ekonomi
         Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada pengendalian perilaku dari indicator-indokator makro ekomoni yang dihasilkan oleh adopsi dari berbagai teknik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep “kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “ kesejahteraan social”, pendekatah ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “ kesejahteraan ekonomi umum”.
Konsekuensi ekonomi dari laporan keuangan termasuk, antara lain :
(1) distribusi kesejahteraan
(2) tingkat resiko agragat dan alokasi resiko diantara individu
(3) konsumsi dan produksi agregat
(4) alokasi sumber daya antar perusahaan
(5) penggunaan sumber daya untuk produksi, sertifikasi, penyebaran, pemrosesan,
       analisis dan interpretasi dari informasi keuangan
(6) penggunaan sumber daya dalam pengembangan, penyesuaian, penekanan, dan litigasi
       dari regulais
(7) penggunaan dari sumber daya dalam sektor privat mencari informasi.


Sumber:
https://nabilarachmas.wordpress.com/2014/10/11/pendekatan-tradisional-untuk-perumusan teori-akuntansi/