Jumat, 13 November 2015

KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH, METODE ILMIAH, PENYUSUNAN SINTESIS


TUGAS 2
BAHASA INDONESIA 2
 
1.     KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
2.     METODE ILMIAH
3.     PENYUSUNAN SINTETIS

NAMA       : PUTRI NOVIA FADILANI
NPM           : 27213028
KELAS       : 3EB07




DAFTAR ISI

1.      KARANGAN ILMIAH……………………………………………………… 1
1.1.Pengertian Karangan Ilmia……………………………………………........ 1
1.2.Tujuan Dari Pembuatan Karangan Ilmiah…………………………………. 1
1.3.Macam-Macam Karangan Ilmiah………………………………………….. 1
2.      KARANGAN NON ILMIAH……………………………………………...... 3
2.1.Pengertian Karangan Ilmiah……………………………………………….. 3
2.2.Ciri-Ciri Karangan Non Ilmiah…………………………………………….. 3
2.3.Contoh Karya Non Ilmiah…………………………………………………. 3
3.      METODE ILMIAH………..………………………………………………… 4
3.1.Pengertian Metode Ilmiah…………………………………………………. 4
3.2.Karakteristik Penelitian Ilmiah…………………………………………….. 4
4.      PENYUSUNAN SINTETIS…………………………………………………… 5
4.1.Pengertian Sintetis…………………………………………………………. 5
4.2.Fungsi Sintetis……………………………………………………………... 6
4.3.Cara Membuat Sintetis…………………………………………………….. 6
DAFTAR PUSTAKA…...…………………………………………………………7


1.       KARANGAN ILMIAH
1.1.       Pengertian Karangan Ilmiah
          Ada beberapa definisi tentang karya atau karangan ilmiah. Salah satu diantaranya adalah yang dikemukan oleh Brotowidjoyo (195:8-9), “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan yang baik dan benar”. Sementara menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmuannya.
          Sementara itu, menurut Wikipedia bahasa Indonesia, karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
1.2.       Tujuan Dari Pembuatan Karangan Ilmiah
a.         Memberi penjelasan
b.         Memberi komentar atau penilaian
c.         Memberi saran
d.        Menyampaikan sanggahan
e.         Membuktikan hipotesa
1.3.       Macam-Macam Karangan Ilmiah
a.         Makalah, adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berfikir deduktif atau induktif. Makalah disusun biasanya untuk memenuhi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karangan ilmiah yang paling sederhana.
b.        Kertas kerja, seperti haknya makalah, kertas kerja juga merupakan karangan ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris dan objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam di bandingkan analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk disajikan dalam suatu seminar atau lokakarya. Jadi, tujuan utanmanya adalah untuk dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah.
c.         Skripsi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Biasanya skripsi ditulis untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana.
d.        Tesis, adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan bari yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih. Dengan kata lain, tesis adalah karya tulis yang membahas suatu pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah argument yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis biasanya ditulis untuk melengkapi ujian sarjana strata dua (magister).
e.         Disertasi, adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar atau penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Intinya disertasi adalah karya ilmiah yang mengemukakan satu atau beberapa dalil disertai pembuktian berdasarkan data dan fakta yang diamatinya. Disertasi merupakan karya ilmiah untuk memperoleh gelar doktor.
2.       KARANGAN NON ILMIAH
2.1.       Pengertian Karangan Ilmiah
Karangan non ilmiah merupakan karangan yang sudah lazim digunakan dalam dunia tulis-menulis, karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan karangan fiksi ataupun non fiksi, perbedaan yang cukup mencolok dari kalangan ilmiah dengan karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil penelitian sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri contohnya adalah novel, roman, cerpen, puisi, dan lain sebagainya.
2.2.       Ciri-Ciri Karangan Non Ilmiah
a.         Ditulis berdasarkan fakta pribadi
b.         Fakta yang disimpulkan objektif
c.         Gaya bahasa konotatif dan populer
d.        Tidak memuat hipotesis
e.         Penyajian dibarengi dengan sejarah
f.          Bersifat imajinatif
2.3.       Contoh Karya Non Ilmiah
a.         Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
b.        Dongeng. Merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
c.         Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang isinya menggambarkan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
d.        Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
e.         Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memilki bagian untuk diperankan oleh aktor.
3.       METODE ILMIAH
3.1.       Pengertian Metode Ilmiah
          Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
        Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
a.         Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
b.         Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
c.         Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
d.        Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
3.2.       Karakteristik Penelitian Ilmiah
a.         Sistematik, berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b.        Logis, suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
c.         Empirik, artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
d.        Replikatif, artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
4.       PENYUSUNAN SINTETIS
4.1.       Pengertian Sintetis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.” Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Beberapa contoh dari pernyataan Sintetik adalah :
1.         Bumi itu bulat.
2.         Raka adalah anak yang menyenangkan.
4.2.       Fungsi Sintetis
Sintesis berfungsi untuk menggabungkan atau mengkompromikan dari pernyataan satu kepada pernyataan lain untuk memperoleh kesimpulan yang komprehensif.
Contoh :
Ilmu adalah aktifitas
Ilmu adalah metode
Ilmu adalah produk
Kesimpulan : ilmu adalah aktifitas, metode, dan produk.
Dalam penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber. Kegiatan ini harus memperhatikan data publikasi atas sumber-sumber yang digunakan, kemudian dimasukan dalam daftar pustaka.
4.3.       Cara Membuat Sintetis
Ada sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, di antaranya (Utorodewo dkk, 2004: 97):
1.         Penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yangdigunakannya,
2.         Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya,
3.         Sudut pandang penulis harus tajam,
4.         Penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengansumber lainnya, dan
5.         Penulis harus menekankan pada bagian sumber yangdiperlukannya.


DAFTAR PUSTAKA

A.G, Haryanto, dkk. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah: Buku Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Arifin, E. Zaenal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah (diakses tanggal 21 Oktober 2012)
http://octaviangerysantoso.blogspot.co.id/2015/05/tugas-softskil-b-indonesia-2-penyusunan.html