TUGAS 3
BAHASA
INDONESIA 2
1. KONSEP MENULIS LAPORAN
ILMIAH
2. PROSES PENYUSUNAN KARYA
TULIS ILMIAH
3. RANCANGAN USULAN PENELITIAN
NAMA : PUTRI
NOVIA FADILANI
NPM :
27213028
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015/2016
A.
Konsep Menulis Laporan Ilmiah
Konsep dari laporan ilmiah adalah berkaitan dengan penelitian,
fakta, dan objektif dari permasalahan yang dibahas dalam laporan ilmiah.
Maka laporan ilmiah itu harus objektif dan sesuai dengan fakta yang ada, serta
disusun secara sistematis.
·
Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah hasil
pemikiran seorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui
kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang sebelumnya
(Setiawan, 2010 : 51).
·
Penyusunan Karya Ilmiah
Penyusunan karya ilmiah
harus memnuhi kaidah, antara lain :
1.
Penyebutan sumber tulisan yang jelas.
Jika penyusunan karya
ilmiah mengutip pendapat orang lain, maka sumber kutipan itu harus disebutkan
dengan jelas dan lengkap.
2.
Memenuhi kaidah penulisan kata, frasa, dan kalimat yang sesuai
dengan bahasa yang baik dan benar (Wardani, 2007 : 20).
Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah
antara lain:
1.
Reproduktif, artinya bahwa maksud yang ditulis oleh
penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
2.
Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat
penulisnya kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun kalimat dengan
subjek dan predikat yang jelas.
3.
Tidak Emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan
penulis. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi tambahan pada
subjektifitas penulisnya.
4.
Penggunaan bahasa baku dalam ejaa, kata, kalimat dan
paragraf. Penulis harus menggunakan bahasa mengikuti kaidah tatabahasa agar
tulisannya tidak mengandung salah tafsir bagi pembaca.
5.
Penggunaan istilah keilmuan, artinya penulis karya ilmiah
harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti
penguasaan penulis terhadap ilmu yang tidak dikuasai oleh penulis pada bidang
yang lain.
6.
Bersifat dekoratif, artinya penulis dalam karya ilmiah
harus menggunakan istilah atau kata yang hanaya memiliki satu makna.
7.
Rasional, artinya penulis harus menonjolkan keruntutan
pikiran yang logis, alur pemikiran yang lancer, dan kecermatan penulisan.
8.
Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf dalam
setiap bab.
9.
Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran. Tulisan
ilmiha hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan atau
paparan yang hendak disampaikan kepada pembaca.
10. Penggunaaan
alimat efektif, artinya kalimat itu padat berisi, tidak berkepanjangan
(bertele-tele), sehingga makna yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat
mencapai sasaran(Rahayu, 207 : 50).
Macam-Macam Laporan sebagai berikut:
a.
Laporan Berbentuk Formulir Isian
Laporan ini biasanya telah
disiapkan blanko daftar isian yang diserahkan pada tujuan yang akan dicapai.
a.
Laporan Berbentuk Surat
Laporan yang bentuk surat
prinsipnya sama dengan surat biasa perbedaannya terlatak pada isi dan panjang
surat.
a.
Laporan Berbentuk Memorandum
Laporan berbentuk memo atau
catatan pendek lebih singkat dibanding surat. Laporan ini sering digunakan
dalam lingkungan organisasi/lembaga/antara atasan dan bawahan dalam suatu
hubungan kerja.
a.
Laporan Perkembangan dan Keadaan
Laporan perkembangan adalah
laporan yang bertujuan untuk menyampaikan perkembangan,perubahan yang sudah
dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan/sasaran yang telah ditentukan
tujuannya untuk menyebarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.
a.
Laporan Berkela
Laporan berkela dibuat
secara rutin (harian,mingguan,bulanan,tahunan) misalnya laporan
keuangan,produksi dan peningkatan prestasi.
a.
Laporan laboratoris/Hasil Penelitian
Laporan laboratoris
tujuannya untuk menyampaikan hasil dari percobaan/penelitian yang dilakukan
dilaboratorium.
a.
Laporan Formal/Semi Formal
Laporan formal ialah
laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu/sistematika baku sebuah
laporan ilmiah. Jika tidak lengkap menjadi laporan semi formal.
B. Proses Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah ada berbagai tahapan yang
diperlukan antaralain adalah sebagai berikut :
1.
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah
harus mempersiapkan topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang
dibahas dalam tulisan. Kadang-kadang topik ditentukan oleh dosen, tetapi kadang
pemilihan topik ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri secara bebas. Topik dapat
dipilih misalnya mengenai persoalan kemasyarakatan, pertanian, manajemen,
sumber daya manusia, hukum, dan sebagainya. Tahap persiapan atau prapenulisan
adalah ketika penulis menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan
masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap
realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang
memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan dilakukan:
a.
Pemilihan
masalah atau topik dan mempertimbangkan
·
Topik yang akan
di pilih harus yang ada di sekitar penulis.
·
Topik yang di
pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada.
·
Pembahasan harus
terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
·
Memilki data dan
fakta yang obyektif dan mencukupi.
·
Harus diketahui
prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
·
Harus memiliki
sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan referensi.
b.
Pembatasan topik
atau penentuan judul
·
Pembatasan topik
harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
·
Penentuan judul
dapat dilakukan sebelum penulisn karya ilmiah atau setelah selesai
penulisan karya ilimiah tersebut.
·
Penentuan judul
karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang mengandungunsure 4W + 1H
yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where (dimana) dan how
(bagaimana).
·
Pembuatan
kerangka karangan (outline)
·
Membimbing untuk
memulai menyusun kerangka karangan.
·
Membuat pedoman
penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam
penulisannya.
·
Pembuatan rencana
daftar isi dari karya ilmiah. 2.
2.
Tahap
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan
peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi
melalui pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium,
melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan
dalam tahap-tahap penelitian. Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan
antara lain sebagai berikut :
a.
Pencarian
berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya tulis yang
kita buat.
b.
Pengumpulan
keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan dijadikan tema
dalam karya ilmiah.
c.
Pengamatan
langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema dari karya
ilmiah.
d.
Melakukan
percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.
3.
Tahap
Pengorganisasian atau Pengonsepan
Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita
peroleh, maka tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan
ini adalah kita melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai
refensi dan sumber media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan
kemudian kita mengelompokan bahan dari berbagai referensi.
Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian
mana yang akan temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi
kembali dan dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
Pengkonsepan karya ilmiah dilakuakn sesuai dengan
urutan dalam kerangka karangan yang telah ditetapkan.
4.
Tahap
Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa
data yang sudah dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan
yang berulang-ulang dapat diedit. Pada tahap ini bertujuan untuk Melengkapi
data yang dirasa masih kurang. Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak
relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah.
Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk
menghindari penyajian bahan- bahan secara berulang-ulang atau terjadi
tumpang tindih antara tulisan satu dengan tulisan yang lain. Mengedit setiap
bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari pemakaian bahasa
yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan pemilihan kata,
penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan
sesuai EYD.
5.
Tahap Penyajian
Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya
ilmiah tersebut untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi
harus diperhatikan dengan cermat oleh peneliti karya ilmiah. Teknik
penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
a.
Segi kerapian
dan kebersihan karya ilmiah itu.
b.
Tata letak
(layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman pembuka, halaman
judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka, dll.
C. Rancangan Usulan Penelitian
Rancangan usulan penelitian adalah langkah yang
paling awal dalam proses penyusunan penelitian. Usulan penelitian adalah
langkah berikutnya, dan makalah adalah hasil akhirnya.
Rancangan usulan penelitian ini memberi gambaran
secara menyeluruh tentang pokok masalah yang hendak diteliti, teori dan konsep
serta data yang dipakai untuk melakukan penelitian. Cara penelitian dilakukan
dan hasil yang diharapkan akan dicapai. Rancangan usulan penelitian ini
disepakati untuk menilai apakah seorang itu bias mulai melakukan penelitian
secara mandiri.
Rancangan usulan penelitian terdiri dari 3 bagian
pokok :
1.
Bagian Awal
·
Judul penelitian
yang direncanakan akan dilakukan.
Ditulis dengan huruf kapital, judul harus
“ekspressif”, singkat tetapi informatif, yaitu menunjukkan dengan tepat masalah
yang diteliti, dibawah judul tulis kalimat : “rancangan usulan penelitian
untuk…..(skripsi, tesis, laporan dll)”.
·
Identitas
penyusun rancangan
Didahului dengan kata oleh, lalu ditulis nama
penelitian, atau identitas lainnya yang dianggap penting.
·
Tanggal
pengajuan rancangan
Didahului dengan kalimat : “diajukan kepada….., pada
tanggal…..”.
2.
Bagian Utama
·
Perumusan
masalah
Berisi tentang penjelasan mengapa
masalah yang dikemukan dalam judul dianggap menarik, penting, dan perlu di
teliti. Dalam perumusan masalah perlu bukti bahwa masalah itu belum ada
jawabannya atau pemecahannya (yang memuaskan) dalam perumusan masalah juga
dikemukakan konteks masalah itu dengan permasalahan lain. Unsur pokok perumusan
masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a.
Penjelasan
mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian
untuk disertasi itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti.
Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada
jawaban atau pemecahan yang memuaskan. Letak masalah yang akan diteliti itu
dalam konteks permasalahan yang lebih besar. Tujuan dan kegunaan penelitian
secara eksklusif dan spesifik harus disebutkan maksud dan tujuan penelitian,
kegunaan dan arti pentingnya hasil penelitian yang diharapkan.
b.
Kerangka
pemikiran hipotesis
Dalam bagian ini dikemukakan tentang garis-garis
besar pemikiran teoritis sedemikian sehingga jelas pokok pokok permasalahannya.
Kerangka pemikiran yang logis itu dapat pula disusun berdasarkan hasil
observasi lapangan atau dari pertemuan ilmiah.
c.
Hipotesis kerja
Tidak semua penelitian memiliki hipotesis tetapi jika
penelitian itu ada hipotesis, maka hipotesis harus dirumuskan dengan tepat,
singkat, jelas dalam kalimat berita atau “kalimat deklaratif’.
·
Metode
penelitian
Dalam metode penelitian disebutkan beberapa masalah,
yaitu :
a.
Penentuan subjek
penelitian, penentuan sampel yang akan digunakan penentuan ‘sampling design’
yang akan dipakai dan teknik pengambilan sampel.
Metode pengumpulan data, alat pengukuran dan cara pengukuran
semuanya ditulis secara jelas, bahan yang dipakai (bahan kimia, obat-obatan,
dan sebagainya) perlu disebutkan spesifikasinya dan pabrik yang mengeluarkan
jika ada, bila bahan berupa hewan disebutkan ras, jenisnya dan asalnya dan
sedemikian jug ajika bahannya adalah tumbuhan. Dalam bagian ini perlu
disebutkan alat perlengkapan untuk laboraturium atau untuk lapangan akan
dipakai. Teknik atau model analisis (statistik) yang akan dipakai dan perlu
dijelaskan, mengapa memakai metode statistik tersebut. Jika perlu disertakan
rancangan untuk menerima atau menolak hipotesis dengan menggunakan hipotesis
nihil.
b.
Jadwal
penelitian
Dalam bagian ini perlu pertimbangan kelayakannya
jadwal penelitian perlu dibagi-bagi berdasarkan tahap-tahap penelitian (hari,
minggu, dan bulan). Jadwal penelitian dibuat secara cermat dengan
mempertimbangkan kelayakannya.
3. Bagian Akhir
·
Daftar pustaka
Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang
telah dijadikan sember dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan
utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana
orang dapat dengan mudah menentukan sumber yang disebutkan dalam rancangan
usulan penelitian.
Daftar Pustaka
Akhadiah,
Sabarti. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Keraf,
Gorys. 1978. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende: Nusa Indah.
Setiawan,
Budhi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Salatiga: Widyasari Press.
Suparno
dan M. Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
http://kasihfalentina.blogspot.co.id/2015/05/proses-penyusunan-karya-tulis-ilmiah.html